CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Selasa, 03 Februari 2009

Film

Film Pertama yang pernah dibuatFilm (cara pengucapan: [Filêm] atau Félêm) adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan untuk 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering disebut 'sinema'. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis.

Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi.

Selasa, 02 Desember 2008

Artikel Remaja : Dan Tersenyumlah!

Seorang dokter bijaksana menyesali keadaan : "Dunia sekarang adalah dunia yang berbeda. Kesedihan, bencana, dan kejahatan menimbulkan kegetiran dalam diri…ketidakpatuhan dan pemberontakan meningkat…pengaruh-pengaruh jahat merasuk sejak matahari terbit hingga larut malam…semua itu mengganggu pikiran dan menurunkan kecerdasan, serta merusakkan otot dan tubuh manusia."
Walaupun penulis ini hidup 4.600 tahun yang lalu di Cina, pengamatannya tampak modern. Manusia acapkali dirundung stress dan acapkali merindukan masa-masa lalu yang penuh kedamaian. Bagaimanapun, dalam setiap generasi, kompleksitas dan stress selalu hadir dalam kehidupan kita. Kehadiran stress mental sebagai bagian dari kehidupan modern telah menjadi pokok bahasan sejumlah buku, yang sebagian besar menekankan pada psikologi stress.
Namun pandangan agama Islam menuntut kita mengembangakn sikap ketenangan, sadar diri, dan senantiasa terkendali dalam menghadapi setiap persolan. Jika semua masalah kita hadapi dengan sikap seperti ini kita akan menemukan kebaikan-kebaikan di tiap masalah itu. Bahkan kita juga pada gilirannya akan terhindar dari risiko-risiko buruk yang mungkin akan terjadi.
Rasulullah Saw bersabda :
"Sesungguhnya Allah itu tenang. Dia mencintai ketenangan dan Dia memberi di atas ketenangan apa yang tidak Dia berikan di atas kekerasan (ketergesa-gesaan) dan tidak pula di atas segala sesuatu yang lain selain ketenangan." (H.R. Muslim)
Dan sesungguhnya banyak situasi yang tidak menyenangkan bisa diperbaiki hanya dengan mengubah cara berpikir kita yang biasa. Hal ini benar, walaupun situasi ini sendiri masih tetap sama. Ketika kita merasa tertekan dan frustasi, pikiran kita yang pertama biasanya mencari seseorang untuk menolong kita keluar dari tekanan jiwa dan frustasi. Kita berharap sekeras-kerasnya agar diberi tahu metode "bagaimana caranya" yang akan mendatangkan pembebasan dengan segera, atau agar seseorang bisa mengatakankepada kita pelengkap ramuan yang bisa ditambahkan ke dalam hidup kita untuk membuatnya lebih bisa ditahankan.
Yang benar adalah bahwa tidak ada seorang pun, tidak peduli betapa ahlinya dia, yang bisa banyak menolong kecuali kalau kita bersedia menolong diri kita sendiri. Bahwa Allah SWT menegaskan dalam salah satu ayat-Nya bahwa Dia tidak akan menolong suatu kaum kecuali apabila kaum itu mau menolong diri mereka sendiri.
Kita biasanya akan mendapatkan bahwa apa pun yang kita perlukan untuk memecahkan masalah akan ditemukan dalam diri sendiri, sampai pada suatu batas ketika kita bisa bergantung pada diri sendiri dan punya kepercayaan diri. Walau pernyataan ini bukan untuk mengatakan bahwa kita tidak membutuhkan pertolongan siapapun.
Dan tertawa merupakan obat dari kecemasan dan stress yang mendera. Dalam senyuman terdapat kekuatan yang menakjubkan untuk menggembirakan jiwa dan menyenangkan hati, sehingga Abu Darda'berkata :
"Sesungguhnya aku akan tertawa hingga hatiku merasa terhibur. Manusia yang paling mulia Rasulullah Saw juga pernah sesekali tertawa, sehingga tampak gigi taring beliau."
Tertawa seperti ini merupakan jenis tertawa orang-orang yang berakal dan cerdas, yang akan berefek positif bagi jiwa dan menjadi penawar.Tertawa merupakan puncak keceriaan, kelegaan, dan keriangan, asalkan tidak berlebihan, dengan sewajarnya.
Perangilah stress dengan selalu tersenyum. Sesungguhnya kesempatan itu terbentang luas bagi kita semua. Artinya, kita akan selalu memiliki kesempatan untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Oleh karena itu, biasakanlah pikiran kita untuk selalu optimis dan yankin akan masa depan yang lebih baik.
Jika kita yakin kita hanya dapat kesempatan kecil maka kesempatan kecillah yang akan kita raih. Tapi, jika kita yakin bahwa kita mampu melakukan hal-hal yang besar, maka kita akan dapat melakukan hal-hal yang lebih besar dari apa yang kita bayangkan. Begitu pula, jika kita yakin kita dapat menyelesaikan setiap masalah yang kita hadapi, maka bukan hanya penyelesaian masalah yang kita dapat namun juga manfaatnya.
Melihat persoalan dengan tersenyum adalah lebih baik daripada dihadapi dengan ketidakoptimisan dan pikiran kusut. Jiwa yang senantiasa tersenyum akan melihat kesulitan dengan nyaman sambil berusaha mengatasinya. Tersenyumlah saat persoalan itu hadir, atasilah dengan senyum dan tersenyumlah saat semuanya telah bisa diatasi.Tersenyumlah, selagi hayat masih dikandung badan, selama kita masih hidup!

Kamis, 27 November 2008

Global Warming - Apa dan mengapa

Sejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh? Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?

Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi.
Apa itu gas rumah kaca?

Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.

Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).

Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.

Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.

Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.

Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 - yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.

Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi ‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak
sesederhana itu.

Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global


Dari gambar terlihat bahwa karbon-dioksida adalah penyumbang utama gas kaca. Dari masa pra-industri yang sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada tahun 2005. Angka ini melebihi angka alamiah dari studi perubahan iklim dari masa lalu (paleoklimatologi), dimana selama 650 ribu tahun hanya terjadi peningkatan dari 180-300 ppm. Terutama dalam dasawarsa terakhir (1995-2005), tercatat peningkatan konsentrasi karbon-dioksida terbesar pertahun (1,9 ppm per tahun), jauh lebih besar dari pengukuran atmosfer pada tahun 1960, (1.4 ppm per tahun), kendati masih terdapat variasi tahun per tahun.

Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es). Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu tahun (320 - 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb - 319 ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global.

Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada pemanasan global.

Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa memang manusia yang berperanan bagi nasibnya sendiri, karena pemanasan global terjadi akibat perbuatan manusia sendiri. Lalu bagaimana dampak Global Warming bagi kehidupan? Alur waktu prediksi dan dampak dari perspektif sains dapat dibaca pada bagian kedua tulisan ini.